Sabtu, 23 Oktober 2010

BASINO

Saya tidak habis pikir kenapa saya bisa pingsan dan berada di tempat ini. Padahal cuma sebuah kilatan cahaya yang menabrak tubuh saya, dan ketika sadar saya berada di depan sebuah gedung megah yang lengang, yang kelihatan terbengkalai sekali. Tetapi rasanya saya mengenal gedung ini. Ah, apa mungkin hanya perasaan saya saja ya??.
Kemudian saya mencoba masuk ke gedung megah itu lewat pintu depan, tapi tetap lengang yang saya jumpai. Saya berkeliling sebentar di lower ground gedung itu. Rasanya saya mencium bau anyir darah. Tapi saya tidak tahu dimana sumber bau tersebut. Lantas saya memilih masuk saya ke dalam lift gedung megah tersebut (ternyata masih berfungsi), dan langsung naik ke lantai atas.
Di lantai atas lagi-lagi saya hanya menemukan kelengangan, saya berkeliling dahulu, siapa tahu ada orang di lantai atas. Tiba di depan sebuah ruangan yang bertuliskan “Meeting Room” saya berhenti sebentar, lantas membuka pintunya, dan saya menemukan 3 orang pria yang terkejut melihat kedatangan saya. “Ada tamu rupanya, silakan masuk” pria yang rambutnya dikuncir menyambut kedatangan saya. Saya hanya mengangguk, lantas menghampiri mereka dan duduk di sebuah kursi kantor yang empuk.
“Wah..akhirnya setelah sekian lama, ada orang juga yang mau bertamu ke kantor kita ini” pria berambut gondrong dan bermuka bengis itu memecah keheningan.
“Memang sudah berapa lama kantor ini tidak di datangi tamu??” saya mencoba bertanya
Mereka hanya diam. Dan tiba-tiba pria yang satunya (yang sedari tadi diam saja), berbalik badan, dan menghela rambut yang menutupi wajahnya.
“Sudah sekitar 3 bulan ini” pria itu berbicara, nafasnya berbau anyir darah.
“Basino, mulutmu bau mayat tauk, kapan terakhir kali kau mengeksekusi tikus-tikus berdasi itu”pria berambut kuncir protes.
“2 hari lalu kunto. Rabejo, seorang pejabat daerah Klinjiran yang menilep 2 milyar uang APBD daerahnya, memang kenapa, ada mangsa lagi buatku??” jawab pria yang ternyata hanya memiliki satu mata sebesar telur ayam itu, dan membuat jantung saya hampir copot karena baru menyadarinya.
“Belum ada untuk saat ini, kalau ada, kirman pasti memberitahukannya padamu, bener kan man???”
“Hahaha...iya..iya..kau betul kunto. Tim penyidik kita belum mendapat laporan dari masyarakat ataupun lembaga” orang yang ternyata bernama kirman itu menjawab sambil ketawa terbahak-bahak.
Saya pun semakin terheran-heran dengan perbincangan mereka bertiga. Korupsi, mayat, bau mulut??. Sebenarnya tugas apa yang di emban si Basino ini.
“Hei kawan, kau belum menyebutkan nama dan asalmu,lekas sebutkan agar kita tidak canggung!!” Kunto membuyarkan lamunanku dengan pertanyaannya.
“Eee,,e,,,,iyaa..nama saya Qiftir,.saya dari Indonesia” saya menjawab sambil gelagapan.
“Namamu seperti raja Mesir, dan negeri asalmu seperti tidak asing lagi di telingaku. "O ya, bagaimana kau bisa sampai kesini??”
Saya pun menjawab pertanyaan Kunto dengan panjang lebar, dari mulai kilatan cahaya itu sampai akhirnya berada di kantornya, pada akhirnya saya pun tahu bahwa negeri tempat saya terdampar ini bernama Nusantara, dan ternyata di negeri yang aneh ini terdapat sebuah lembaga yang bernama Komisi Pembasmian Tikus Berdasi atau lebih dikenal dengan nama KOMBASTIBER. Dan yang lebih mengejutkan lagi tikus berdasi yang tertangkap akan langsung dieksekusi oleh Basino dengan cara memakan Tikus berdasi itu hidup-hidup.
Benar-benar gila negeri ini, padahal di negeri saya, banyak tikus-tikus berdasi yang bisa lepas begitu saja atau paling banyak hanya terkena jerat hukum yang begitu ringan. Saya juga mengetahui, bahwa ternyata Basino itu bukan manusia, menurut Kunto dia itu mahluk dari dimensi lain yang sengaja dikirim Tuhan untuk memberantas para tikus berdasi yang ada di negeri Nusantara. Saya mulai berandai-andai jika saja mahluk seperti Basino itu di kirim Tuhan ke negeri saya, pasti tidak akan ada lagi orang-orang yang berani korupsi. Karena konsekuensinya mereka harus mau di eksekusi mati dengan cara yang sedemikian mengerikan.
“Fir, Kok malah melamun, ayo di minum kopinya, nanti jadi dingin lho” Basino mengagetkan saya. Nafasnya yang bau mayat itu benar-benar mengganggu penciuman saya, untuk saja saya sedang pilek, jadi saya tidak muntah karenanya.
“O..yaa..yaa..saya sampai lupa karena keasyikan berpikir” saya menjawab seadanya.
Saya melihat ke sekeliling ruangan meeting itu, cukup rapi dan terlihat eksotik. Tapi tetap menimbulkan kesan menyeramkan karena memang gedung ini hanya di huni tiga orang itu saja. Tiba-tiba saja terbesit di pikiran saya , bagaimana caranya bisa pulang ke negeri asal saya?? karena sampai di negeri ini pun saya tidak sengaja. Akhirnya saya pun mencoba menamyakan pada Kunto yang sepertinya mempunyai wawasan yang lebih luas ketimbang Kirman ataupun Basino.
“Kunto, saya mau tanya, bagaimana caranya saya bisa pulang ke negeri asal saya???” saya bertanya dengan sedikit gugup
“Benar, kau ingin pulang ke negerimu??” Kunto menjawab. Senyumnya terlihat keji. “Basino, antar kan dia pulang” lanjutnya sembari menyuruh Basino.
Basino pun berdiri. Berjalan ke arah saya. Menarik saya hingga berdiri, kemudian dia membawa saya ke pinggir ruangan, lantas Basino membuka tirai jendela yang ada di depan saya dan Basino. Seketika itu juga saya di lempar oleh Basino ke luar gedung, saya berteriak, saya merasa takut sekali karena di lempar dari gedung setinggi 20 lantai tersebut. Sebelum saya jatuh ke bawah, tiba-tiba ada kilatan cahaya yang menabrak saya. Saya memejamkan mata saya karena cahaya itu benar-benar menyilaukan, begitu membuka mata, saya terkejut karena banyak orang mengerumuni saya yang tergeletak di pinggir jalan.
Kemudian ada seorang wanita yang menerobos kerumunan, itu Ida, istri saya, Dia menangis sejadi-jadinya. Dan baru saya tahu ternyata tadi saya pingsan sesaat setelah keluar dari Kantor KPK, dan terjatuh begitu saja di depan gedung KPK. Saya lantas beranjak dari tempat dimana tadi saya pingsan, istri saya memapah saya karena memang saya belum begitu kuat berjalan. Saya menatap langit yang ternyata sedang mendung dan mau menangis, tiba-tiba saja saya teringat dengan Kunto, Kirman, dan tentunya Basino. Orang-orang yang saya temui dalam ketidak sadaran saya. Entah itu mimpi, atau saya yang terjebak ke dimensi lain. Entahlah??. Rintik-rintik air hujan pun mulai menetes saat itu, saya dan istri saya mempercepat langkah. Hujan pun semakin deras mengguyur Kota yang saya tempati ini.

Jumat, 17 September 2010

Materi Fikih: Ahl Adz-Dzimah

1. Golongan orang kafir yang tunduk kepada aturan-aturan islam, berlindung di dalam negeri islam dan bersedia membayar jizyah(pajak). Mereka wajib di hormati dan dilindungi. Mereka bebas mengamalkan agama menurut keyakinan mereka dan tidak boleh diganggu.

2. Salab adalah harta rampasan perang berupa pakaian, senjata, kendaraan, peralatan dan alat-lat lainnya yang dimiliki oleh musuh yang terbunuh atau tertangkap.

3. Syarat mendapatkan Salab:
-Islam -laki-laki
-Baligh -berakal sehat

4. cara pembagian Salab:
Terdapat perbedaan pendapat dari para ahli fiqih:

A. Imam Malik : Pembagian harta salab itu tidak berhak langsung dimiliki oleh pembunuhnya, kecuali jika imam atau khalifah mengizinkannya.

B. Imam Syafi'i, Ahmad, Abu Tsur dan Ishaq serta golongan Fuqaha salaf:
Harta salab itu harus diberikan kepada pembunuhnya baik imam memutuskan ataupun tidak.

C. Imam Al-Auza'i : Salab it diberikan kepada pembunuh jia keadaan perang belum berkecamuk, maka salab tidak diberika kepada pembunuh, tetapi nantinya dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya sebagai ghanimah

D. Sebagian fuqaha lainnya :
Jika harta salab terlalu banyk, maka harus dibagi lima bagia seperti pada ghanimah

5.pengertian Ghanimah
Harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh akibat peperangan. Harta tersebut tidak dikategorikan sebagai harta salab. Artinya, barang itu tidak dibawa sebagai alat penunjang di medan perang.

6. Syarat mendapatkan Ghanimah:
-Islam -laki-laki
-Baligh -berakal sehat

Minggu, 12 September 2010

Tugas Ilmu Fiqh: JIHAD (Peperangan)

1. Perang (jihad) adalah usaha secara sungguh-sungguh di dalam membela dan mempertahankan agama islam dari segala macam ancaman musuh-musuh atau orang kafir yang memerangi

2.- Kafir harbi : mereka yang selalu mengganggu islam dan kaum muslimin. Mereka ini wajib di perangi.
- Kafir Dzimmi: mereka yang tunduk pada aturan-aturan islam, berlindung di negeri islam dan bersedia membayar Jizyah (pajak) dan bebas mengamalkan agama yg mereka anut dan mereka tak boleh di ganggu.
- kafir Mu'ahid : Kaum kafr yang mengadakan perjanjian dengan islam (gencatan senjata) tidak wajib di perangi selama tidak mengusik islam
- kafir mausta'mim: Orang kafir dari negeri kafir yang yang minta perlidungan.

3. a.sebagian ulama berpendapat hukum jihad yaitu fardlu ain , artinya seseorang wajib melakukannya. Surat At-Taubah ayat 41:

انْفِرُواْ خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُون

"Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

b. jumhur ulama>> Fardlu Kifayah

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُواْ مِئَتَيْنِ وَإِن
يَكُن مِّنكُم مِّئَةٌ يَغْلِبُواْ أَلْفاً مِّنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَفْقَهُون

"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. jika ada dua puluh orang (yang sabar) di antara kamu , niscaya ,mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang (yang sabar) diantara kamu , merewka dapat mengalahkan seribu dari orang-orang kafir, sebab orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti(Al-Anfal: 65)

c. Bisa fardlu kifayah bisa fardlu Ain, berdasarkan situasi dan kondisi.
1). Fardlu kifayah: menjaga batas-batas negara islam dikala damai
khalifah mengumumkan perang dengan musuh
2). Fardlu Ain: Musuh sudah masuk wilayah Islam

4.- mempertahankan hak-hak umat islam dari perampasan atas kemerdekaannya
- memberantas segala macam fitnah
- memberantas kemusyrikan
- melindungi manusia dari segala bentuk kezaliman dan ketidakadilan َ

5. 1.beragama islam 4.laki-laki
2.baligh 5.berbadan sehat, kuat, dan tidak cacat
3.berakal 6.mempunyai belanja yang cukup untuk dirinya dan
keluarganya yang ditinggalkan selama peperangan berlangsung
7.Ada izin dari orang tua bagi yang masih mempunyai orang tua

6. Etika Perang:
- Tidak merusak negeri
- Tidak menggangu utusan musuh yang resmi datang kepada pihak kaum muslimin
- Tidak menggangu atau membunuh perempuan dan anak-anak kecuali terpaksa
atau tidak menjadi mata-mata
- Tidak mengganggu atau membunuh orang tua kecuali apabila orang tua itu menjadi
Ahli politik dan strategi perang
- Tidak memerangi musuh yang belum pernah menerima dakwah islam,kecuali setelah
di ajak dan di beri penerangan mereka mengadakan perlawanan.
- Melindungi orang yang masuk islam sebelum mereka di tawan
- Menyerang musuh ketika mereka lengah itu tidak di anggap melanggar kesopanan,
karena yang demikian itu adalah salah satu taktik perang
- Menakut-nakuti musuh dengan cara perang urang saraf juga tidak melanggar etika
perang

7. Tawanan perang
Musuh yang jatuh ke tangan pemerintah kita, dan mereka menjadi wewenang pemerintah untuk menyelesaikan urusannya.
a. Tawanan wanita, anak-anak, dan lansia
-taanan ini tidak boleh diganggu
b. Tawanan laki-laki dewasa
-ditukar dengan tawanan musuh (muslim yang ditahan musuh)
-dibebaskan tanpa syarat (yang bukan prajurit)

8. A. Mengatur jalannya kegiatan prajurit yang ada dalam kekuasaannya dengan
akhlak atau budi pekerti yang baik.
B. Mengatur dan merumuskan siasat peperangan dengan tidak melupakan asas-asas,
dasar-dasar, dan tata cara peperangan yang diizinkan oleh agama islam.
C. Mengatur kedudukan atau posisi prajuritnya, menyediakan segala keperluan
mereka, menyelidiki dan memperhatikan gerak-gerik mereka, mengatur barisan dan
memberi semangat kepada mereka
D. Memberikan penerangan kepada prajuritnya behwa mereka dituntut untuk
melaksanakan kewajiban pada Allah dan kewajiban kepada panglima.
E. Panglima harus sabar, tidak boleh mundur meskipun masa perang di perpanjang.

9. A. Menta'ati perintah panglima
B. Disiplin
c. Meyakini kekeuatan sendiri
D. Mengendalikan diri
E. Melindungi darah dan harta kaum musliminserta kaum yang sudah menyatakan masuk
islam.
F. Selalu menunjukkan Syi'ar dan keluhuran budi, yang di tanamkan oleh agama
islam dengan menta'ati syari'ah dan bertindak sesuai dengan akhlak yang terpuji
G. Menjaga korps dan identitas prajurit, sikap, tutur kata, dan tindakannya
melambangkan jiwa ksatria
H. Menjaga dan menghormati tempat-tempat ibadah, tidak mengganggu atau merusaknya
I. Memegang teguh ajaran Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap yang baik
akan bermanfaat bagi manusia lainnya.

10. Golongan Prajurit
a. Mustarziaah
Prajurit resmi yang mendapat gaji dari baitul mal dan berhak mendapat
bagian rampasan perang.
b. Muttauwi'ah
Prajurit sukarela yang berjuang semata-mata kerena Allah (tidak mendapat
gaji atau ghanimah tapi berhak menerima zakat).

Senin, 06 September 2010

Dengan Apa Aku Merampok

: yang tertidu lelap

Ida,dengan apa aku merampok maafmu?

dengan beribu lidah dan tubh yang berdarah-darah
disayat tatapan-tatapan tajam
dan mimik-mimik wajah mencekam
membuat dadaku sesak
gerimis di pelupuk mata tiba

Ida, dengan apa aku merampok maafmu?

dengan menikamkan rindu pada dadamu
mencabut amarah pada rusukku
yang semayam dalam jisimmu

haruskah kutodongkan pistol asmara
pada jantungmu
sekali ku tembak
kau mati tergeletak

Ida, dengan apa aku merampok maafmu?

sedang cinta cuma buat kita lupa segala
seperti yang kau bilang dalam "setitik dian"
sedang cinta cuma buat kita phobia
seperti katamu pada ketakutan

hingga cinta cuma buat kita menyerah
dan kalah

Ida, dengan apa aku merampok maafmu?

Minggu, 05 September 2010

Ilmu Fiqh: Khilafah Islamiyah

Materi Tugas Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqh Kelas XII Agama MASPA Yogyakarta

Materi: Khilafah (Pemerintahan dalam Islam)

1.Etimologis: Khalafa, wakil, pengganti(perwakilan pergantian)
Terminlogis: Lembaga politik untuk menggantikan fungsi kenabian dalam urusan agama dan politik atau tanggng jawab umum yang d kehendak oleh syari’at untuk mewujudkan kemaslahatan dunia akhirat.

2.- Menegakkan keadilan dalam kehdupan manusia
- Menegakkan sistim yang islami melalui daya dan cara yang dimiliki oleh pemerintah
- Menumpas akar-akar kejahatan dan kemungkaran yang merupakan perkara yang
yang paling di benci Allah SWT

3.- SIfat jujur, ikhlas, dan tanggung jawab
- keadilan yang bersifat menyeluruh
- Tauhid (Mengesakan Allah)
- Kepatuhan rakyat pada emimpin yang telah di ba'iat

4. Syarat enjadi khalifah:
-beriman dan bertakwa -berilmu luas
-Adil, amanah, jujur -Sanggup berjtihad
-sehat mental dan fisik -Berani dan tegas

Adapun cara pengangkatannya aitu di lakukan dengan cara msyawarah oleh "ahlul halli wal 'aqdi" untuk memilih dan mengangkat seorang khalfah kemudian barulah di ba'iat oleh umat muslim setelah sebelumnya khalifah yang terpilih bersumpah untuk menerima jabatannya.

5. Hak dan Kewajiban rakyat
-hak keselamatan jiwa dan harta
-hak untuk memperole keadlan hukum dan pemerataan kekayaan
-hak untuk menolak kezaliman dan keewenang-wenangan
-hak berkumpul dan menyatakan pendapat
-hak kebebasan beragama
-hak mendapatkan bantuan materi bagi rakyat lemah

6. Hak pemimpin dan Kewajiban rakyat

-ta'at kepada pemimpin
-membantu pemimpin mewjudkan kebaikan bersama dan tidak berbuat kerusakan
-bersedia berkorban jiwa, raga, dan harta untuk mempertahankandan membela negara
-menjaga persatuan dan kesatuan

7. etimologis:Majlis>tempat duduk >TEMPAT BERMUSYAWARAH ATAU BERUNDING
Syuro>bermusyawarah >
Terminologi: Suatu lembaga politik yang terdiri atas para wakil rakyat yang bertugas memperjuangkan kepentingan rakyat dn mempunyai tugas utama untuk mengangkat dan memberhentkan khalifah

8. Syarat menjadi majlis syuro' (Al-Mawardi)
-berlaku adil dalam segala sikap dan tindakan
-memilik ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang tinggi, sehingga ucapan dan perbuatanna di dasari ilmu, bukan nafsu
-memiliki kearifan dan wawasan yang luas

9. Tugas utamanya adalah untu mengangkat dan memberhentikan khalifah serta memperjuangkan kepentingan rakyat. Selain itu, tugas yang di emban ialah bermusyawarah dengan khalifah untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kepentingan umat.

10. Etimologi: orang yang berwenang melonggarkan dan mengikat
Terminologis: orang-orang yang dipilih sebagai wakil umat untuk menyuarakan hati nurani umat.

Senin, 30 Agustus 2010

Bingkisan

Telah ku belah matahari jadi

,delapan belas

ku kantongi dalam saku kemejaku



ku lipat bulan jadi

,sebelas

semesta jadi

,sembilan tiga

ku wadahi dalam

kotak kadoku

untuk mu

Berita Besar

Saat datang berita besar
Katanya: Bumi akan bergetar
Manusia baru berpikir dan mulai
Sadar
Padahal, di pucuk langit
Sangkakala sudah tersandar
Tinggal tiup
Setelah itu semesta kelar


Saat tiba Adiwarta
Ibu pun lupa anaknya
Hartawan lupa emasnya
Seakan dunia tak ada artinya
Kini, si fasik tahu rasa
Ia sedang di akhir masa
Amalnya tak ada artinya
Tinggal tunggu mati dan neraka

Kala tiba An-Naba
Laut bergulung dan gunung-gunung
Menggantung
Langit terpasung. Alampun ikut
Mendengung

Akhirnya. Sangkakala pun ditiup
Kiamatpun turut menyambut
Nyawa satu-satu tercabut
Dengan lembut


Intisari QS. An-Naba'

Wihdatul Wujud

:Jenar





Ingin Ku kawinkan :

siang dan malam

gunung dan laut

langit dan bumi

hitam dan putih

madu dan racun

baik dan buruk

cinta dan benci

api dan angin

air dan minyak

terang dan gelap

hidup dan mati



tapi tak ada yang mau

jadi penghulu dalam upacara

sakral mereka



sedang Tuhan dan Aku

kini menyatu

Rafa'ul Jannah

:firdha



1

Bukan sekedar kerinduan pada Illahi

yang meletup-letup dalam hati

2

kerinduan ini telah mengakar ke dasar

tanah jiwa

3

sebab jisim ini pun tak lagi mampu

nahan beban dosa

4

bekas pelacur ini

tak mau lagi,

nikung

dari Jalan-Mu

tak mau lagi,

nerabas,lampu merah

di perempatan jalan-Mu

5

dengan seikat shalat taubat

atau dengan nasuha sekerat

aku bisa lepas dari cekam kiamat

6

aku kini kebingungan

cari-cari cara enak nuju kematian

yang khusnul khatimah

dan menghidangkan kenikmatan

7

aku kini telah siap menyambut dia

-hingga mulai melupakan lampau-

buat temu langsung dengan-Mu



aku orangnya makin tak bisa tahan

saking rindunya pada rafa'ul jannah

-sangat tak bisa nahan rindu

pada rafa'ul jannah-

pingin, menguras dahaga

di telaga haudl

dan bersua kanjeng Rasulullah



(tapi, rasanya aku tak sekedar

inginkan rafa'ul jannah)



aku inginnya yang lebih tinggi dari

rafa'ul jannah(firdaus)

8

akhirnya aku dapatkan

lebih tinggi dari sorga tujuh tingkatan

-sorga tingkat kedelapan-







Senja terakhir bulan Sya'ban

Banjir Distro di Yogyakarta

Menjamurnya Distro akhir-akhir ini di Kota Yogyakarta ini sudah menjadi salah satu bukti otentik bahwa kota kita tercinta ini menjadi sasaran selanjutnya dari program “Kota Mode” setelah Bandung, Jakarta, Tangerang dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Bisa dilihat, selain banyaknya distro yang ada hampir di setiap sudut kota ini, juga intensitas pameran atau Exhibition Room yang semakin sering di adakan di tempat-tempat penting di Yogyakarta seperti Jogja Expo Center(JEC) dan GOR UNY. Event-event semacam ini seakan menjadi sebuah ajang beradu bagi tiap distro untuk menawarkan produk buatan masing-masing,saling berlomba untuk menjajakan barang dagangannya itu pada masyarakat luas, khususnya kaum remaja(yang notabene menjadi buruan utama para pengusaha distro tersebut).

Selain itu desain dan kualitas bahan baku menjadi satu alasan tersendiri bagi kaum remaja untuk lebih memilih produk distro ketimbang produk non-distro. Potongan-potongan harga yang di tawarkan pada event-event tersebut juga menjadi alasan lain dari kaum remaja untuk memburu produk-produk distro tersebut.

Tetapi, yang sangat di sayangkan adalah nasib pengusaha pakaian non-distro yang bisa di bilang menjadi sepi pelanggan. Ini merupakan sebuah ironi ditengah hingar-bingar kemajuan mode di kota Yogyakarta khususnya. Satu hal yang memang perlu mendapat perhatian lebih dan direnungkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, hal dilematis diatas menghadapkan dua pilihan pada kaum remaja, apakah akan mengikuti arus zaman dan menjadi korban kemajuan mode atau bersikap lebih rendah hati dan menanggalkan gengsi serta egonya dengan lebih memilih produk-produk non-distro.

Jumat, 27 Agustus 2010

Kau Adalah Aku

“Di bawah kuasa tirani
Ku susuri jalan lurus ini
Berjuta kali turun aksi
Bagiku satu langkah pasti”


TERDENGAR sorak-sorai ribuan mahasiswa menyanyikan mars pembangkangan pada ketidakadilan. Mereka menerabas jalanan ibukota menuju gedung pusat pemerintahan di negeri Dwipada. Kau berada di antaranya. Kau maju terus walau sepasukan polisi dan brimob menghalangi langkahmu dan kawan-kawan lain menerabas masuk ke gedung berwarna hijau itu. Dorong-dorongan dengan aparat tak membuatmu puas juga.
Kaupun tetap ngeyel dan lari sekuat tenaga. Berloncat-loncat. Posturmu yang kecil memudahkanmu melewati barisan aparatur negeri Dwipada, walaupun sesekali tubuhmu dihantam tongkat pemukul dan ditendang sepatu-sepatu laras. Tubuhmu yang memar dan keningmu yang berdarah tak buatmu gentar sedikitpun. Kau tetap berlari. Kau berani hidup, namun kau juga berani mati. Kau lihat di belakangmu lusinan brimob mengejarmu, mereka memegang pistol, tapi tak berani menembakmu. mereka takut. Instruksi atasan atau terlalu yakin bisa menangkapmu tanpa senjata. Entahlah. “Masa bodoh” katamu sambil berlari sekencang kijang. Kau lari, terus berlari. Menaiki ratusan tangga dan langsung memanjat tembok dan loncat ke atas atap berwarna hijau itu dan langsung menyemprotkan cat putih dari kaleng pillock yang kau genggam di tangan kananmu dan menuliskan “JUJUR, ADIL, TEGAS”. Setelah itu kau berdiri tegak mengambil secarik kertas dari saku kemejamu dan berteriak lantang membacakan puisi karangan Rendra, “ Sajak Lisong”. Kau merasa puas atas demonstrasi solomu atau lebih tepat di sebut ulah nekatmu itu.
Kau turun dari gedung itu dan berjalan santai melewati wakil-wakil rakyat yang cuma bisa melongo melihat aksi gilamu, mimik mukanya sama dungunya saat mereka tidur di tengah-tengah rapat paripurna atau kucing-kucingan saat bolos di jam kerja.
Setelah peristiwa itupun, kau tetap menyuarakan kegelisahanmu, merapat dalam barisan demonstran, dan meluapkan kritik dan kemarahanmu lewat tulisan di koran-koran. Ya, kerena menurutmu tulisan adalah ekspresi kemarahan yang paling terhormat.
Kau juga tetap merasa tak gentar walau sudah puluhan kali diancam oleh orang-orang suruhan birokrat-birokrat busuk yang terusik atas eksistensimu menerjang hak-hak prerogatif mereka sebagai penguasa.
Bahkan, saat kau di culik oleh orang-orang suruhan Anggodo, Presiden Dwipada, kau dengan tenangnya menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang meraka lontarkan dan kaupun menerima pukulan-pukulan di wajahmu dengan santai, sehingga 2 gigi grahammu tanggal begitu saja.
Kau yakin bahwa teman-teman seperjuanganmu akan menuntut pada penguasa Dwipada untuk melepaskanmu. Benar saja, ribuan masyarakat dari berbagai lapisan turun kejalanan menuntut agar kau di bebaskan . saat itu, sosokmu sudah menjadi sosok yang inspiratif bagi semua orang. Dan akhirnya, banyak orang menentang presiden dan dengan itu, kau berhasil meruntuhkan tirani orde anyar dwipada. Kaupun akhirnya berhasil di bebaskan.
Wajahmu kini menghiasi setiap halaman utama korang local maupun nasional, jadi hotnews di berbagai stasiun televisi. Ini semua karena kau berjalan menurut keyakinanmu, seperti yang pernah di nukilkan oleh seorang uskup dari Timotios:14 “Hendaklah engkau tetap berpegang kepada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini” ujar uskup tua vang kau temui saat seminar lintas agama di Turin, Italia. Kau mendengarkannya walau kau seoranag muslim “Aku sangat menghargai pluralisme” dalihmu setiap kau ditentang oleh anak-anak Rohis kampusmu.
Setelah tirani kekuasaan yang sudah 32 tahun berkuasa berhasil kau runtuhkan, kau masih saja berjuang dengan penuh seluruh, tiap ditanya kenapa kau punya semangat seperti ini, kau selalu menjawab bahwa semangatmu ini karena pramoedya Ananta Toer lewat novel-novelnya yang membakar geloramu dan menyalakan api pemberontakan pada ketidakadilan dalam jiwamu. Kau jadi agak mirip dengannya, bedanya Pramoedya harus rela jadi tahanan politik selama bertahun-tahun, sedang kau tidak demikian bukan. “Chairil dan Rendra pun ikut andil lewat puisi-puisinya” jawabmu menambahi sambil menghembuskan asap rokok lintingan ke udara.
Karena itu kau pun jadi teringat semasa SMA sekaligus masa nyantri-mu dulu, kau sering mengajak teman-temanmu yang benar-benar tidak tahu estetika sastra, membuat komunitas pecinta puisi, yang membacakan puisi ciptaan mereka sendiri atau penyair-penyair besar. Secara tidak langsung kau menjelma menjadi Umbu Landu Paranggi, Presiden Malioboro yang sekarang hijrah ke Bali menjadikan para lakon di Maliboro mulai dari preman hingga tukang becak menjadi intim dengan puisi, atau seperti Mr. Keating dalam Dead Poets Society yang di perankan Robin Williams, yang berhasil manjadikan murid-muridnya “gila puisi”, padahal dia mengajar di sekolah yang kaku yang bertujuan mencetak pemimpin generasi aristokrasi di Amerika sana.
Selain itu, kau juga berhasil merubah pemikiran teman-temanmu yang konservatif menjadi terbuka dan bebas, walau pada akhirnya kau di drop out dari lembaga pendidikan yang kau diami semasa SMA dulu karena dianggap memberontak dan separatis. “Lupakan masa SMA itu sejenak” ucapmu mengakhiri flashback masa SMA mu yang pahit.
Karena puisi itu juga kau sering bertingkah gila dan membuat orang-orang sekitarmu geleng-geleng kepala. Pernah saat kuliah sastra semester dua kau berkoar-koar membacakan puisi semi-teatrikal di depan gedung RRI Jogja, saat itu Evi Idawati sedang mengadakan lomba baca puisi karyanya yang termaktub dalam kitab “Pengantin Sepi”. Kau menuduh sastrawan yang satu ini menjadikan sastra sebagai alat komersil semata untuk mengeruk keuntungan. Padahal itu hanya akal-akalanmu saja yang sedang kere agar bisa ikut lomba baca puisi itu.
Kau juga sering menulis puisi tentang Tuhan, bahkan sering memenangkan lomba cipta puisi religius tingkat regional maupun nasional. Padahal saat kau menulis puisi itu, botol-botol vodka berserak di mejamu dan bau sengak asap rokok yang kau bilang cimenk
itu menusuk setiap orang yang berada dikamarmu.
Kau yang kali ini lebih mirip Tardji yang menulis sajak tentang Tuhan dan Pertaubatan dengan botol bir tergenggam di tangannya.
“O,lihat Tuhan, kini bekas pemabuk ini
ngebut
dijalan lurus” kau berteriak lantang sambil membacakan puisi “Idul Fitri” buatan Tardji itu. “Aku percaya Tuhan, aku pun seorang muslim, tapi ini hanya agama turun temurun dan agar tak di anggap komunis oleh pemerintahan anggodo saat itu”ujarmu acap kali kau di tanya tentang ‘keteguhan yang kau peluk’.
Kini di usiamu yang hampir kepala lima dan di tengah situasi politik negeri Dwipada yang sudah tak begitu carut-marut karena telah beberapa kali berganti kekuasaan, dan sepertinya kebengalanmu ketika masih muda dulu sudah sedikit memudar. Begitupun teman-teman seperjuanganmu saat meruntuhkan tirani lalim yang kau tentang. Kau kini memilih hanya jadi “tukang nulis” yang kritis. Kau tetap meyakini bahwa menulis adalah pengekspresian kemarahan yang paling terhormat, padahal secara ekonomis, profesimu itu kurang menjanjikan untuk hidup dalam kemewahan. “ kalau aku gak nulis, aku gak bisa makan nanti” katamu mempertahankan argumenmu.
Padahal banyak partai-partai politik yang di pimpin teman-temanmu dulu ingin merekrutmu menjadi politisi yang memiliki jabatan prestisius. Kau menolaknya dengan halus . “Aku tak mau ditentang diriku sendiri“. Kalau saja kau mau menerima tawaran tersebut, sekarang kau bisa hidup berkecukupan bahkan lebih, dan tak bisa di jamin kau tidak merubah gaya hidupmu menjadi hedonis-borjuis.
Kau kini sudah semakin arif dalam memahami dan menyikapi kehidupan, kau tahu itu lewat sajak-sajak Chairil, “Aku mau hidup seribu tahun lagi”, falsafah yang kau pegang ketika muda dulu, dan kini kau berujar lirih “hidup hanya menunda kekalahan/…sebelum pada akhirnya kita menyerah”.
Dan di suatu senja di beranda rumahmu, kau terheran-heran dengan semuanya, dan bertanya:
“Siapa kau sebenarnya, mengapa kau begitu tahu tentang diriku??”
“Ya, aku memang tahu banyak tentang kau, sebab aku adalah kau, dan kau adalah aku”.


Pandanaran, Agustus 2010
*Bukti kekagumanku pada orang-orang macam
Chairil Anwar, W.S Rendra, Pramoedya Ananta Toer,
Umbu Landu Paranggi, Sutardji Calzoum Bahri
dan Evi Idawati

Kamis, 26 Agustus 2010

Jawaban Tugas Ilmu Hadis


1.C          11.B       21.D       31.          41.B

2.            12.          22.C       32.          42.E

3.C          13.C       23.E        33.C       43.A

4.B          14.B       24.          34.A       44.C

5.E          15.          25.B       35.          45.A

6.            16.E        26.B       36.C       46.B

7.A         17.B       27.C       37.          47.A

8.            18.          28.B       38.E        48.B

9.            19.          29.A       39.A       49.B

10.          20.D       30.B       40.B       50.A



Contoh Tugas Explanation kelas XII G Agama

A. Metamorphosis of Frog

           What you know about frog metamorphosis?? How is this slimy animals can hop, below the answer.

            At first, an adult female frog will lay eggs, then the egg will hatch after 10 days. After hatching, the frog eggs hatch into tadpoles. After the age of two days, the tadpoles have feathery external gills for breathing. After 3-week-old tadpole gills will be covered by skin. By the age of 8 weeks, the tadpoles back legs will be formed later enlarged when the front legs began to appear. Age 12 weeks, the front legs began to take shape, a short tail and breathe with lungs. After growth of perfect limbs, the frog will turn into an adult frog.

          I hope the above is useful knowledge for you guys, thank you for listening

B. Metamorphosis of Butterfly

           What you know about the metamorphosis of an insect called a butterfly. What makes a butterfly makes it so beautiful. Well, we describe the processwhat you know about the metamorphosis of an insect called a butterfly. What makes a butterfly makes it so beautiful. Well, we explanation the process.

            First of all, the butterflies will lay eggs. The eggs will hatch into larvae (caterpillars), the caterpillar will turn into a long shape. The caterpillars will be attached to trees and foliage to become pupae. After awhile, it will exit from the cocoon of a butterfly is still young. Then do not how long into adult butterflies.

            I hope the above is useful knowledge for you guys, thank you for listening.

 C. Chronology of The Tsunami

               What you know about the large waves that devastated Aceh six years ago. Well, it was named the tsunami waves, below the explanation of the tsunami.

                First, the occurrence of earthquakes in the seabed of high-strength, the eruption of volcanoes in the middle of the sea, the occurrence of landslides on the sea bottom cliff wall that result in cracks or fractures on the surface of the ocean floor. after the earthquake stopped on the mainland, the lapse of a few minutes later the sea water suddenly becomes retroactively, after that with the faster waves would spread rapidly and become very large waves with a height of between 4 to 24 meters when it will reach the mainland.

               I hope the above is useful knowledge for you guys, thank you for listening.



*(Di harapkan mengerjakan semua)


Jumat, 30 Juli 2010

GELIAT TEATER REMAJA

   Teater telah jadi bagian tak terpisahkan aktivitas anak muda di Indonesia beberapa tahun terakhir. Di Yogyakarta pun demikian.Ratusan kelompok teater berkembang dan mapan di sana, mewadahi perkembangan kreativitas pelakunya. Lalu bagaimana jika pelakunya para remaja belasan tahun?

   Aktivitas berteater para remaja di Yogyakarta bisa dijumpai di berbagai sekolah menengah atas. Hal itu menunjukkan peningkatan minat berteater para remaja pada setiap tahunnya. 

   Kesadaran mengikuti teater didasari berbagai hal. Subkhi (16), anggota Teater Pring MA Sunan Pandanaran, misalnya, yang aktif teater karena ingin jadi aktor. "Ini dorongan jiwa. Selain itu, untuk modal awal jadi aktor terkenal seperti Tora Sudiro. Dalam teater diajarkan cara berakting yang baik dan benar," kata salah seorang ikon Teater Pring tersebut.

   Kegiatan teater remaja tak hanya berlatih akting semata, tetapi juga belajar bagaimana cara mengembangkan karakter. 

   Selain itu, berteater juga melatih serta menguatkan mental individu sehingga tak canggung dan malu-malu ketika tampil pentas. Hal itu dibenarkan Dike (16), yang baru tiga bulan bergabung dengan Sanggar Metamorfosis. 

  "Setelah ikut teater, mentalku terasah dan bisa mengekspresikan apa yang tak bisa dilakukan di luar teater. Intinya, aku jadi lebih bebas berekspresi," kata Dike. Ia mengaku, sebelum ikut teater termasuk gadis pemalu di sekolahnya.

  Melalui teater, para remaja dapat memupuk loyalitas dan totalitas terhadap komunitas sejak dini. Setidaknya, dalam seminggu, mereka harus berkumpul dan latihan bersama. "Teater Pring kumpul setiap Minggu sore karena hari itu rata-rata anggotanya libur," kata pembina Teater Pring lulusan ISI Yogyakarta, Catra.


Wadah apresiasi

   Pada saat berteater, hal paling ditunggu-tunggu adalah pementasan. Setiap kelompok teater remaja, setiap tahunnya rata-rata melakukan 3-5 kali pementasan. Biasanya pementasan dilakukan untuk memeriahkan acara-acara yang diadakan di sekolah atau partisipasi pada Festival  Teater Remaja, seperti yang biasa diadakan ISI Yogyakarta pada bulan  Juni.  

  Kenyataannya tak mudah menciptakan pementasan yang apik dan mengesankan. Butuh keseriusan dan latihan keras. Kendala-kendala yang sulit pun harus diatasi sebaik mungkin, misalnya dana dan waktu. 

Satu kali pementasan setidaknya butuh anggaran Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Paling besar berkisar Rp 500.000 hingga di atas Rp 1.000.000. 

  Uang itu digunakan untuk membeli peralatan, properti, dan konsumsi para pemain dan kru. Menurut Omad (17), dana yang mereka peroleh sebagian besar berasal dari sekolah. "Kami pakai untuk membeli properti vital seperti body painting dan properti pelengkap lainnya," tuturnya.

  Mendekati pentas, para pemain dan kru yang terlibat harus lebih banyak meluangkan waktu. "Banyak kendala yang kami rasakan. Ketidakhadiran pemain saat latihan salah satunya. Jujur, hal itulah yang sangat menghambat aktivitas kami," kata Anisa dari Sanggar Metamorfosis.

  Meskipun ada kendala, para pegiat teater remaja itu sepakat, melalui teater, mereka menemukan wadah mengasah bakat dan kreativitas. Teater merupakan wadah apresiasi remaja dalam berkreasi, yang bermanfaat pada perkembangan kecerdasan pola pikir, intelektual, 
imajinasi, dan hal positif lain.

  "Dengan berteater, kami bisa menggali bakat terpendam, seperti bakat akting, olah tubuh atau menari, bernyanyi, dan lain sebagainya," kata Tika dari D muterz (baca: dekorasi, mural, teater), yang juga siswi kelas X MAN 3 Yogyakarta. Tika yang jago berakting itu mengambil banyak manfaat, yang ia yakini berguna pada kemudian hari. 

  Walaupun banyak kendala menghadang dalam berteater, hasil yang didapat para pelaku teater remaja itu akan sepadan dengan usaha kerasnya. Mereka akan punya pengalaman dan kecakapan, ilmu pengetahuan, dan punya banyak relasi. Itu semua adalah modal yang 
dibutuhkan di zaman yang progresif dan menuntut aktualisasi diri ini.

ZUHDI UBAIDILLAH (Madrasah Aliyah Pandanaran, Yogyakarta)
A PURNAMASARI (SMA Marsudi Luhur Yogyakarta)

*Tulisan ini pernah di muat di KOMPAS tanggal 12 april 2010 di rubrik Gelanggang Muda

Laporan Perjalanan Jurnalistik Mengikuti POSPENAS V JATIM


   Langsung saja kawan, akan aku mulai catatan perjalanan ku saat ikut POSPENAS kemarin di surabaya..tanggal 3 juli 2010 hari sabtu pagi aku dan teman-teman ku bersiap berangkat dari pondok menuju stasiun Tugu setelah sebelumnya pamitan dan sowan dengan KH. Mu'tashim Billah pengasuh PPSPA, Bpk Jaziluz Sakho' dan Hj, Ainun Hakiemah selaku kepala MASPA.

   Setelah itu langsung saja kami dan kontingen dari DIY memasuki Sancaka yang akan membawa kami ke Surabaya tempat pelaksanaan POSPENAS.

(heeem...mungkin bersambung dulu, tapi ku kutipkan puisiku yang kemaren dapat juara 2 alias dapat medali perak di cabang cipta puisi kemarin..okeee...)

AKU MERINDUKAN LADUNI

Intisari Surat Al-Kahfi ayat 62-80

Kala laut bermata jingga
duduk aku di bibir pantai
butir-butir tasbih telah kuputar
melafadz atas Asma-Mu


Surya menyelam kedalam laut
karang-karang tertutup kabut
bersila. Melantun shalawat atas Muhammad
dan fatihah atas Khidir

(Aku merindukan laduni)

Kakek tua menatap tajam
seakan ingin melucuti tubuhku
                                             lalu, 
ia mengulurkan tangan. Mengajak salaman
kurengkuh tangan reyot itu. pelan
dingin. lunak. bagai tanpa tulang
ia tersenyum. berwasiat panjang


(Aku merindukan laduni)

(“Bolehkah aku mengikutimu, Tuan?
dalam setiap laku dan ucapan”)

Kakek tua berkata: “silahkan
asal kau menjanjikan kesabaran”

Kakek tua berjalan dalam temaran bulan
Aku mengikutinya perlahan
dan tiba depan sebuah bahtera
Kakek tua melubangi geladaknya


(“Apa kau gila pak tua?
Apa kau mau menenggelamkan penumpangnya?”)

Kakek tua berkata:
“Dimanakah kesabaran yang kau janjikan?”

(Aku merindukan laduni)

Kakek tua melanjutkan perjalanan
Aku mengikutinya malas-malasan
Ketika bersua dengan seorang anak
Kakek tua membunuhnya dengan sekali hentak


(“Apa kau gila pak tua?
Mengapa kau renggut jiwa tak berdosa?”)


Kakek tua berkata
:”Dimanakah kesabaran yang kau janjikan?”


(Aku merindukan laduni)

Kakek tua menyambung lagi perjalanan
tiba di sebuah perkotaan
Kakek tua menyapa warga. meminta makan
tapi tak ada yang menyajikan perjamuan
Aku dan Kakek tua berjalan tergopoh-gopoh
terjatuh menanduk tembok yang hampir roboh
Kakek tua membangunnya kokoh
Sungguh, suatu tindakan bodoh


(“Apa kau gila pak tua?
Kenapa kau lakukan hal yang sia-sia?”)

Kakek tua berkata
:”Dimanakah kesabaran yang kau janjikan?”


(Aku merindukan laduni)


Kakek tua tak lagi melanjutkan
Perjalanan
Cukup!! sampai di sini, kita berpisah
tak bersua lagi tanpa serapah
baiklah, kan kuceritakan perkara
yang sudah-sudah

“Ingatkah kau pada sebuah bahtera
yang aku lubangi geladaknya?
itu semua karena raja lalim
yang merampas bahtera
dengan semena-mena”


(O, Aku makin merindukan laduni
,rindu laduni)


“Dan ingatkah kau tentang
Anak yang kubunuh dengan sekali hentak?


Itu lantaran si anak akan durhaka dewasa kelak”

(O, Aku sangat merindukan laduni
Sangat rindu laduni)

“Dan ingatkah kau pada
tembok yang hampir
roboh dan kubangun
kembali hingga kokoh?


lantaran harta anak-anak
tanpa bapak tertimbun di bawahnya

(O, Aku tak bisa menahan rindu pada laduni
-sungguh tak bisa menahan rindu pada laduni-)

Nah ini Puisiku kemarin...selain terinspirasi dari surat Al-kahfi ayat 62-80 puisi ini tercipta karena pengalaman pribadiku dan temanku saat kami menyusuri pantai petanahan di kebumen. Saat itu kami bertemu kakek tua yang memang agak "Freak" menurut kami, kami ajak ngobrol. lalu kami beri dia dua buah lepet dan 3 batang rokok. udah dulu yah, ntar lanjut lagi dah. Sebelumnya sekedar info, yang dapet Juara 1 tuh dari JATIM terus juara 3 dari KALSEL.